BAB I
Pendahuluan
-Berbagai faktor diketahui dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi, walaupun sebagian besar (90%) penyebab
hipertensi tidak diketahui (hipertensi esensial). Penyebab tekanan darah
meningkat adalah peningkatan kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi
(tahanan) pembuluh darah tepi dan peningkatan volume aliran darah.
- Kongestif adalah penyakit yang
sangat dapat disembuhkan. Tetapi itu membutuhkan perhatian medis yang tepat
sehingga akan diperlakukan sesuai. Pengobatan untuk kongestif tergantung pada
jenisnya. Para ahli akan perlu untuk memantau kondisi pasien sehingga
obat-obatan yang tepat, ditambah dengan medis yang tepat menghasilkan,
dilakukan.
Mengabaikan dan gejala kongestifi
adalah tidak akan membantu sama sekali. Tidak semua penyakit sembuh dengan
sendirinya. Hiperemi bukan pengecualian. Mengabaikan penyakit membuatnya pergi.
Sebaliknya, melakukan hal itu bahkan bisa membuat situasi lebih buruk.
BAB
II
Konsep
Hipertensi dan Kongesti Kronik Vena
A.
Hipertensi
1.Pengertian
Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaan
terjadinya peningkatan tekanan darah melebihi batas normal, yang diperoleh dari
dua kali pengukuran tekanan darah pada dua kesempatan yang berbeda. Batas
tekanan darah normal bervariasi sesuai dengan usia.
Hipertensi dapat definisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg. Pada
populasi manula , hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg. Hipertensi merupakan penyebab utama gagal
jantung, stroke dan gagal ginjal.
Sekitar 20% populasi dewasa mengalami
hipertensi, lebih dari 90% diantara mereka menderita hipertensi esensial
(primer),dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami
kenaikan darah dengan penyebab tertentu ( hipertensi sekunder),seperti
penyempitan arteri renalis atau penyakit parenkhin ginjal, berbagai obat,
disfungsi organ, tumor dan kehamilan.
Hipertensi merupakan resiko morbiditas
dan mortalitas prematur, yang meningkat sesuai dengan peningkatan tekanan
sistolik dan diastolik.
2. Penyebab
Hipertensi
Hipertensi menurut Lany Gunawan, 2001 berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
Hipertensi menurut Lany Gunawan, 2001 berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan besar yaitu :
1.
Hipertensi Esensial (hipertensi
primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2.
Hipertensi Sekunder yaitu hipertensi
yang disebabkan oleh karena adanya penyakit lain.
Hipertensi
primer terdapat pada lebih dari 90% penderita tekanan darah
tinggi, sedangkan 10% sisanya disebabkan
oleh hipertensi sekunder. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan
pasti penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang
sering menyebabkan terjadinya hipertensi.
Beberapa faktor yang seringkali menjadi penyebab dari penyakit hipertensi adalah :
Beberapa faktor yang seringkali menjadi penyebab dari penyakit hipertensi adalah :
- Faktor Keturunan.
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang
akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan tekanan darah tinggi
jika orang tuanya adalah penderita tekanan darah tinggi.
- Kebiasaan Hidup.
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan
timbulnya hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr),
kegemukan atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok,
minum alkohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin).
- Ciri Perseorangan.
Ciri
perseorangan yang mempengaruhi timbulnya tekanan darah tinggi
adalah umur (jika umur bertambah maka tekanan darah meningkat),jenis kelamin (laki-laki
lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit
putih).
3.
Derajat Hipertensi
Angka kejadian di
masyarakat
·
Diperkirakan 20 %
terjadi pada orang dewasa di seluruh dunia
·
60 juta pada penduduk
Amerika
·
Paling banyak pada orang
tua dan orang kulit hitam
·
73 % pasien di Amerika
Serikat peduli terhadap penyakitnya
·
29 % terkontrol
Etiologi
·
90 % tidak diketahui
penyebabnya (primer)
·
10 % memiliki penyebab
dasar (sekunder)
JNC VI : Klasifikasi
Hipertensi
Optimal
<
120
< 80
Normal
<
130
< 85
Normal
tinggi
130 –
139
85 – 89
Hipertensi
Derajat
1
140 – 149
90 – 99
Derajat
2
150 –
179
100-109
Derajat
3
≥ 180
≥ 110
JNC VII : Klasifikasi
hipertensi
Normal
<120
< 80
Pre
Hipertensi
120-139
80-89
Hipertensi
Derajat
1
140 – 159
90 – 99
Derajat
2
>160
>100
WHO/ISH : Klasifikasi
Hipertensi
Kategori
Tekanan Sistol Tekanan
Diastol
Optimal
< 120
< 80
Normal
<
130
< 85
Normal
tinggi
130 -139
(<140) 85 – 89
(<90)
Hipertensi
Derajat 1 ( ringan
)
140 –
159
90 – 99
Borderline
140 – 149
90 – 94
Derajat 2 ( sedang
)
160 –
179
100 – 109
Derajat 3 ( berat
)
≥
180
≥ 110
Hipertensi sistolik yang
terisolasi ≥
140
< 90
Borderline
140 –
149
< 90
4.Mekanisme Hipertensi
Tubuh kita memiliki sebuah sistim
otonom untuk mengatur tekanan darah. Sistem ini melibatkan berbagai organ tubuh
yang menyekresikan zat-zat medulator tertentu.
Apabila tekanan darah kita turun,
ginjal akan menghasilkan renin yang disekresikan ke pembuluh darah. Renin ini
akan mengaktifkan zat yang dihasilkan oleh Hati yang bernama Angiotensinogen
menjadi Angiotensin I. Angiotensin I akan diubah menjadi Angiotensin II oleh
suatu enzim bernama Angiotensin Converting Enzym (ACE) yang dihasilkan di paru.
Angiotensin II ini ada 2 jenis, salah satunya adalah yang dapat meningkatkan
tekanan darah dengan jalan vasokonstriksi pembuluh darah. Selain itu,
Angiotensin II akan memicu pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal (zona
glomerulosa) yang berfungsi meningkatkan retensi (penarikan) air di ginjal,
menarik natrium, menyekresi kalium sehingga dapat meningkatkan tekanan darah.
Jika tekanan darah sudah naik, maka akan ada feedback negatif agar produksi
renin di ginjal diturunkan.
Renin
adalah suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri
turunsangat rendah.kemudian, enzim ini meningkatkan tekanan arteri melalui
beberapa cara,jadimembantu mengoreksi penurunan awal tekanan.Renin di sintesis
dan di simpan dalam bentuk inaktif yang disebut prorenin didalam sel-sel
jukstoglomerular (sel JG) Di ginjal.sel JG merupakan modifikasi dari sel otot
polos yangterletak di dinding arteriol aferen,tepat di proksimal glomeruli.
Bila tekanan arteri turun, reaksiintrinsic didalam ginjal itu sendiri
menyebabkan banyak molekul prorenin didalam sel JG teruraidan melepaskan
renin.Rennin bekerja secara enzimatik pada protein plasma lain,yaitu suatu
globulin yangdisebut substrat rennin (atau angiotensinogen), untuk melepaskan
peptida asam amino-10, yaitu
angiotensin I
.
Angiotensin I memiliki sifat vasokonstriktor yang ringan tetapi tidak cukup
untuk menyebabkan perubahan fungsional yang bermakna dalam fungsi
sirkulasi. Renin menetapdalam darah selama 30 menit sampai 1 jam dan terus
menyebabkan pembentukan angiotensin Iselama waktu tersebutDalam beberapa detik
setelah pembentukan angiotensin I, terdapat dua asam aminotambahan yang memecah
dari angiotensin untuk membentuk
angiotensin II
peptida
asamamino-8. Perubahan ini hampir seluruhnya terjadi selama beberapa detik
sementara darahmengalir melalui pembuluh kecil pada paru-paru, yang dikatalisis
oleh suatu enzim, yaitu enzimpengubah, yang terdapat di endotelium pembuluh
paru yang disebut
Angiotensin
Converting.
5.Komplikasi Hipertensi
Hipertensi
yang berlangsung lama tanpa penanganan dapat menimbulkan kerusakan pada
organ-organ lainnya. Beberapa di antaranya yang dapat ditemui pada pasien
hipertensi adalah:
- Jantung: hipertrofi ventrikel kiri, angina pektoris, infark miokard, dan gagal jantung.
- Otak: stroke, transient ischemic attack.
- Penyakit ginjal kronis
- Penyakit arteri perifer
- Retinopati (perdarahan retina)
B. Kongesti
Kronik Vena
1.Pengertian Kongesti Kronik Vena
kongestif berasal dari bahasa
inggris, yaitu congestive.congested = terhambat, secara khusus bisa juga salah
satu bagian tubuh(seperti arteri, saluran pernapasan seperti hidung), atau
tempat/jalan.Jadi kongestif = bersifat menghambat
Kongestif biasa disebut juga
hyperemia yaitu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam
pembuluh darah pada daerah tertentu. Atau juga bias a dikatakan adanya
peningkatan volume darah pada jaringan atau bagian tubuh yang mengalami proses
patologik
Kongesti adalah kondisi medis dimana
congests darah di wilayah tertentu dari tubuh. Kadang-kadang, juga
didefinisikan sebagai kemerahan pada kulit seperti yang disebabkan oleh
kemacetan kapiler. Kondisi ini biasanya karena setiap obstruksi atau peradangan
yang mencegah darah mengalir normal
.Jika dilihat secara kasar, maka
daerah jaringan atau organ yang mengalami kongesitf akan tampak kelihatan merah
tua (Ungu) karena bertambahnya darah pada jaringan tersebut,
Ketika sebuah jaringan meningkatkan
aktivitas ada penurunan baik ditandai dalam tekanan parsial oksigen dan pH,
peningkatan tekanan parsial karbon dioksida, dan peningkatan suhu dan
konsentrasi ion kalium
Jenis – Jenis kongestif
Pada dasarnya terdapat dua mekanisme
dimana kongesti dapat timbul, yaitu ditimbulkan oleh kenaikan nyata jumlah darah
yang mengalir kesuatu daerah tertentu dank karena penuruna jumlah darah yang
mengalir dari suatu daerah.
ü Jika
aliran darah kedalam suatu daerah bertambah dan meningkat ( kongesti
Aktif)
Kongesti aktif adalah sama seperti
apa yang disebut sebagai latihan atau kongesti fungsional. Jenis kongesti
terjadi sementara, kontrak otot. Ini mungkin disebabkan oleh peningkatan
dalam personal aktivitas gastrointestinal, jantung, atau mental. Ini adalah
fakta mengingat bahwa ketika tubuh meningkatkan metabolisme, aliran darah
meningkat juga. Dan untuk orang dengan kongesti, sebagian besar darah yang akan
membangun di sebuah organ tertentu di dekat infeksi.
Yang berarti lebih banyak darah yang
mengalir kedalam daerah itu daripada biasanya. Kenaikan aliran darah local ini
dilakukan dengan dilatasi arteriol yang berkelakuan seperti klep yang mengatur
aliran kedalam mikro sirkulasi local.Karena sifatnya sangat alamiah, maka
kongesti aktif ini sering bersifat sebentar, bila rangsang arteriol berhenti
maka aliran darah yang terkena berkurang dan keadaan normal kembali.
Kongesti Aktif, akibat
penambahan aliran masuk dalam arteri
ü Dilatasi neuro muskuler saat
blushing
ü Dilatasi otot selama latihan
ü Peradangan
Kongesti aktif dapat terjadi karena
kombinasi dari jaringan hipoksia dan produksi metabolit vasodilator. Jaringan
hipoksia adalah kondisi dimana jaringan pembuluh darah yang menerima
berkurangnya pasokan oksigen dalam darah. Dan karena itu, mereka cenderung
permintaan lebih banyak oksigen, menyebabkan vasodilatasi.
Vasodialti, di sisi lain, adalah
proses pelebaran pembuluh darah, yang dicapai melalui proses relaksasi otot
polos ditemukan di dalam dinding pembuluh. Zat disebut vasodilator dapat memicu
proses ini.
ü Penurunan
jumlah darah yang mengalir dari suatu daerah ( Kongesti Pasif )
Sesuai dengan namanya kongesti pasif
tidak menyangkut tentang kenaikan jumlah darah yang mengalir kesuatu daerah,
tetapi lebih merupakan suatu gangguan aliran darah dari daerah itu.Apapun yang
menekan venule atau vena akan menimbulkan kongesti pasif. Jadi dapat juga
dikatakan bahwa kongesti pasif adalah penurunan jumlah darah yang mengalir dari
daerah yang disebabkan oleh adanya tekanan pada venula-venula dan vena-vena
yang mengalirkan darah dari jaringan. Selain sebab lokal tadi, kongesti pasif
juga dapat terjadi akibat sebab sistemik
Jika seseorang telah mengalami itu
(kongestif pasif), darah terkumpul dalam organ tubuh tertentu sebagai respon
terhadap vena yang tersumbat menyebabkan darah tidak dapat bebas bergerak. Dan
karena kondisi ini, kadar oksigen dalam darah berkurang dan adanya limbah
metabolisme dalam tubuh meningkat, yang juga dapat membangun di organ dan
menyebabkan beberapa urat akan diblokir.
Kongesti kronik vena dapat juga dikatakan
kongestif pasif, yakni tersumbatnya pembuluh darah
vena yang bersifat kronik.
2. Penyebab Kongesti Kronik Vena
Bendungan vena yang
bertekanan tinggi akan mengubah struktur pembuluh darah vena menjadi besar dan
menonjol. Adanya trombosis vena dalam juga dapat menyebabkan sumbatan dan
bendungan pada vena. Bendungan vena ini dapat menimbulkan perdarahan-perdarahan
kecil.
3.Mekanisme Kongesti Kronik Vena
Pada kondisi vena yang terbendung (kongesti), terjadi peningkatan tekanan hidrostatik intra vaskula (tekanan yang mendorong darah mengalir di dalam vaskula oleh kerja pompa jantung) menimbulkan perembesan cairan plasma ke dalam ruang interstitium. Cairan plasma ini akan mengisi pada sela-sela jaringan ikat longgar dan rongga badan.
Pada potongan jaringan yang mengalami hiperemi atau kongesti akan terlihat penuh sel darah dan tampak basah. Kongesti pasif misalnya yang timbul akibat sikap berdiri yang lama menyebabkan hipoksia kronik. Selanjutnya, bendungan darah yang kurang mengandung oksigen ini dapat menimbulkan degenerasi atau bahkan kematian sel parenkim.
Pada pemeriksaan mikroskopi paru yang mengalami kongesti pasif akut dan kronik, kapiler alveol penuh dengan sel-sel darah. Jika alveol ini mengalami perdarahan sedikit saja atau terjadi pemecahan dan fagositosis sisa-sisa eritrosit akan tampak makrofag yang berisi hemosiderin pada rongga alveol. Makrofag ini dinamakan sel payah jantung (heart failure cell). Indurasi coklat (brown induration) terbentuk akibat pengumpulan cairan edema pada alveol dan jaringan interstisium septum alveol yang mengalami fibrosis ditambah dengan adanya pigmentasi hemosiderin.
4.Komplikasi kongesti kronik vena
a.
Gagal Jantung
b.
Gagal ginjal
c.
Varises
BAB III
Penutup
Hipertensi adalah salah satu penyebab utama
penyakit arteri yang disebut aterosklerosis, di mana tumpukan lemak yang
disebut plak terjadi di lapisan dinding arteri yang dapat mengentalkan, calcify
dan sempit arteri ke titik di mana mereka membatasi aliran darah. Ini dapat
menghasilkan dalam bekuan darah (disebut thrombus) membentuk di situs plakat,
yang mungkin memblokir arteri sama sekali dan menyebabkan jaringan biasanya
disediakan oleh arteri mati dari kekurangan oksigen - ini bisa terjadi di
organ-organ lain di dalam tubuh, tetapi paling sering terjadi di jantung, otak,
arteri anggota badan, ginjal dan retina (bagian sensitif cahaya mata).
Kongestif biasa disebut juga
hyperemia yaitu keadaan dimana terdapat darah secara berlebihan di dalam
pembuluh darah pada daerah tertentu. Atau juga biasa dikatakan adanya
peningkatan volume darah pada jaringan atau bagian tubuh yang mengalami proses
patologik
Kongestif ini dibagi menjadi dua
bagian, diantaranya yaitu kongesti aktif yang berarti lebih banyak darah
yang mengalir kedalam daerah itu daripada biasanya, kongesti aktif ini sering
bersifat sebentar, bila rangsang arteriol berhenti maka aliran darah yang
terkena berkurang dan keadaan normal kembali, dan kongesti pasif yang tidak
menyangkut tentang kenaikan jumlah darah yang mengalir kesuatu daerah, tetapi
lebih merupakan suatu gangguan aliran darah dari daerah itu. ( kongesti
pasif akut dan kongesti pasif kronis).
Kongesti pasif akut adalah
dapat berlangsung sebentar saja, dan tidak ada pengaruh pada jaringan
yang bersangkutan. Dan kongesti pasif kronis adalah dapat berlangsung lama dan
ada pengaruhnya pada jaringan yang bersangkutan, serta terdapat perubahan –
perubahan yang permanent dalan jaringan.
DAFTAR
PUSTAKA
Smeltzer,RN,EdD,FAAN,Suzanne C.dkk.2002.Keperawatan-Medikal-Bedah.Brunner &
Suddarth.Jakarta:penerbit-buku-kedokteran-EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar