Minggu, 07 April 2013

Makalah Sosialisasi Profesi



MAKALAH  KONSEP DASAR KEPERAWATAN

SOSIALISASI PROFESI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ABDUL JALIL BIN ABDURRAHMAN BUNGA
MUH RISWAN
MUH GUNTUR
HAJRA ANWAR
SALMIATI
RIANA GUSNITA MOCHTAR

TAHUN AJARAN 2012
BAB I
PENDIDIKAN DAN SOSIALISASI PROFESI

A.    Pengertian Profesi
 Profesi adalah sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu norma yg sangat khusus yang berasal dari perannya di masyarakat. ( Schein EH, 1962).
Profesi adalah mengetahui yang lebih baik tentang sesuatu hal dari org lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa yang terjadi pada kliennya.

Sosialisasi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai:
  1. Proses yang dipelajari seseorang untuk menjadi anggota kelompok dan masyarakat.
  2. Proses yang mempelajari peraturan sosial yang membatasi hubungan yang akan mereka masuki.
Sosialisasi mencakup belajar untuk berperilaku, merasakan, dan melihat dunia dalam cara yang serupa dengan orang lain yang memiliki peran sama.
Tujuan sosialisasi profesional adalah menanamkan ke dalam individu secara bertahap tentang norma, nilai, sikap, dan perilaku yang dianggap penting untuk kelangsungan profesi.
Sosialisasi profesional melibatkan hubungan dengan banyak agen sosialisasi. Agen sosialisasi adalah orang yang memulai proses sosialisasi.
Salah satu mekanisme sosialisasi profesional yang sangat berpengaruh adalah dengan rekan-rekan mahasiswa. Dalam budaya mahasiswa ini, mahasiswa secara kolektif menetapkan tingkat dan arah upaya belajar mereka, mengembangkan perspektif mengenai situasi yang melibatkan mereka, tujuan yang mereka coba capai, jenis aktifitas yang cocok dan tepat, dan membuat serangkaian tindakan yang sesuai dengan semua hal ini.


Kriteria pekerjaan sebagai profesi menurut  Edgar Schein adalah :
-   Apabila pekerjaan itu merupakan pekerjaan seumur hidup dan menjadikan penghasilan utama.
-   Memiliki kelompok ilmu pengetahuan.
-   Ada keterampilan khusus yg diperoleh menlalui pendidikan dan latihan.
-   Mengambil keputusan terhadap kliennya dilandasi penerapan prinsip-prinsip dan teori yg ada.
-   Dalam pelayanan tidak diperbolehkan mengadakan advertensi.
-   Mempunyai otonomi sendiri.

B.     Hakekat keperawatan meliputi yaitu :
a)    Sebagai ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang dalam aplikasinya lebih kearah ilmu terapan dengan menggunakan pengetahuan, konsep dan mempertimbangkan seni dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia
b)    Sebagai profesi yang berorientasi kepada pelayanan, keperawatan berusaha dgn segala tindakan membantu klien dalam mengatasi efek dari masalah sehat atau sakit untuk mencapai kesejahteraan.
c)     Mempunyai 3 sasaran dalam pelayanan keperawatan, yaitu individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien.
d)   Pelayanan keperatwatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan, melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini, penyembuhan serta rehabilitasi dan pembatasan kecacatan.

C.    Latar Belakang Pengembangan Pendidikan Keperawatan
         Tuntutan kebutuhan masyarakat
         Kemajuan IPTEK
         Globalisasi
         Pengembangan profesi

D.    Pendidikan Keperawatan
Pendidikan sebagai suatu profesi keperawatan menuntut anggota yang ada didalamnya pendidikan yang penting. Sebagian besar perawat setuju bahwa pendidikan keperawatan penting untuk praktik dan pendidikan harus berespon terhadap perubahan dalam perawatan kesehatan yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi.  Pada tahun 1984 ANA menggambarkan dua tingkat keperawatan, perawat associzte dan perawat professional yang membutuhkan kebutuhan sarjana keperawatan.

E.     Tahap Pendidikan Profesi
Pendidikan perawat terbagi menjadi dua tahap yaitu tahap pendidikan akademik dan tahap pendidikan profesi.
Menurut pendapat Reilly (2002), beliau  yang membagi pendidikan keperawatan menjadi dua disiplin yaitu disiplin akademik dan disiplin profesional. Program pendidikan profesi adakalanya disebut juga sebagai proses pembelajaran klinik. Istilah ini muncul terkait dengan pelaksanaan pendidikan profesi yang sepenuhnya  dilaksanakan di lahan praktik seperti rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin, panti wherda, dan keluarga serta masyarakat atau komunitas.
Masih menurut Reilly, disiplin akademik lebih menekankan pada pengetahuan
dan pada teori yang bersifat deskriptif, sedangkan disiplin professional diarahkan pada tujuan praktis, sehingga menghasilkan teori preskriptif dan deskriptif.
Melalui tahap pendidikan profesi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan profesional. Oleh karena itu
pada tahap profesi, pendidikan disusun berdasarkan pada:
(1)   Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan. Pada tahap ini peserta didik dan perseptor harus memahami dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan,
(2)   Menyelesaikan masalah secara ilmiah, maksudnya peserta didik dituntut untuk mampu memecahkan masalah secara langsung saat berhubungan dengan pasien/klien dalam membantu memenuhi kebutuhannya melalui tahapan proses keperawatan
(3)   Sikap dan tingkah laku profesional yang dituntut dari seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan kehidupan profesi meliputi penumbuhan dan pembinaan kemampuan berfikir, bersikap dan bertindak profesional melalui suatu lingkungan yang sarat dengan model peran (role model)
(4)   Belajar aktif dan mandiri yang dapat dicapai selama pembelajaran klinik antara lain dengan membuat laporan pendahuluan, presentasi kasus dan  seminar hasil dan kegiatan lainnya yang menuntut mahasiswa untuk lebih  mandiri dan
(5)   Pendidikan berada di masyarakat atau pengalaman belajar yang dikembangkan di masyarakat (community based learning) yang dapat menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan para mahasiswa di masyarakat.

Kurikulum tahap Program Profesi (Ners) disusun berdasarkan Kurikulum Nasional dengan Surat Keputusan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Nomor: 129/U/1999 tanggal 11 Juni tahun 1999 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Ners di Indonesia (KIPNI).
Pembelajaran yang berkelanjutan dimulai dari tahap akademik yang berfokus kepada penguasaan konsep-konsep dan teori-teori, dilanjutkan pada tahap profesi untuk untuk menerapkan konsep-konsep dan teori-teori yang telah di dapat dalam bentuk pelayanan langsung kepada pasien atau klien. Sehingga lulusannya diharapkan dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional, baik sebagai pemberi asuhan (caregiver), pembela klien (client advocator), penilai kualitas asuhan (quality of evaluator), manajer (manager), peneliti (researcher), pendidik (educator) maupun konsultan (consultant) serta community leader. Untuk dapat menghasilkan lulusan dengan kemampuan tersebut diperlukan proses pembelajaran di lahan praktek

F.     Jenjang Pendidikan Perawat Di Indonesia

1)      Pendidikan Perawat Terdafatar
Ä      SPK
-        Lama pendidikan 3 tahun, setingkat dengan SMA
-       Tujuan: meluluskan perawat yang mampu sebagai pelaksana maupun pengelola keperawatan
-        Ditutup 2001
-        Untuk bidan ditambah 1 tahun
-        Dianjurkan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
Ä      D3 Keperawatan
-        Sejak 1960an
-       Kurikulum berdasarkan pendidikan keperawatan yang berorientasi kepada masyarakat
-       Tujuan: menghasilkan perawat profesional pemula sebagai pelaksana dan pengelola dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
-        Lama pendidikan 3 tahun
Ä      Sarjana Keperawatan
-         Sejak 1985
-        Atas dasar hasil lokakarya nasional yang menghasilkan konsensus nasional tentang perawat sebagai profesi
-        Tujuan: Menghasilkan sarjana Keperawatan sebagai perawat profesional yang mampu sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti keperawatan
-        Lama pendidikan Program A: 4 tahun +1 tahun
                                  Program B: 1.5thn + 1 tahun
Ä      Program Magister dan Doktor Keperawatan
-          Program ini lebih ditekankan pada penelitian, keperawatan klinik, ilmu – ilmu yang terkait dan filsafat
2)      Akreditasi dan Lisensi
3)      Pendidikan Keperawatan Tingkat Lanjut
4)      Pendidikan berkelanjutan
5)      Pendidikan dalam pelayanan
6)      Pendidikan perawat praktis berlisensi
7)      Jenjang karier dan tahapan karier klinis

G.    Sistem Pendidikan Tinggi Keperawatan
 







Ancaman
Globalisasi: - perawat asing bebas bekerja di Indonesia
                     - perawat Indonesia sulit menangkap peluang terhadap Undang-undang keperawatan Indonesia dan Kompetensi global
Issue Strategis
         Distribusi dan utilisasi perawat
         Penghargaan bagi perawat yang masih rendah
         Belum ada UU Keperawatan
         Lemahnya kemampuan lulusan dalam penguasaan bahasa asing, sehingga sulit menangkap peluang kerja di luar negeri
H.    Keperawatan dikatakan sebagai profesi karena memiliki :
a.       Landasan ilmu pengetahuan yang jelas , karena keperawatan memiliki cabang ilmu yang terdiri atas ilmu  keperawatn dasar, ilmu keperawatan klinik, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu penunjang.
b.    Memilki kode etik profesi, tiap negara berbeda-beda, akan tetapi prinsipnya sama.(silahkan saudari baca  kode etik kep Indonesia dan Internasional)
c.    Memilki lingkup dan wewenang praktek keperatwan berdasrkan standar praktek keperawatan (Silahkan saudari baca Standar Asuhan Kep, PPNI, 1993).
d.   Memilki organisasi profesi, di Indonesia namanya PPNI (Persatuan Perawat Indonesia) dan untuk organisasi keperawatan dunia adalah International Council of Nurses (ICN).




BAB II
MODEL-MODEL SOSIALISASI PROFESI

1.    Model Konseptual
Mengacu pada ide-ide global, abstrak, dan umum serta proposisi yang menspesifikasi mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan dengan disiplin yang spesifik.
2.    Teori Keperawatan
Suatu metode untuk mengahasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui pengembangan dan  manfaatnya.
Jenis-jenis teori keperawatan
a.    Florence Nigthtingale (1860)
Untuk mempasilitasi “proses penyembuhan tubuh”, dengan memanifulasi lingkuynagn klien (Torres 1986)
b.    Peplau (1952)
Untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien
c.    Henderson (1955)
Untuk  bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi layanan kesehatan (Marriner Tomey, 1994), untuk membantu klien mendapatkan kemandiriannya secepat mungkin
d.   Abdellah Faye (1990)
-            Untuk memberikan pelayanan kepada individu, keluarga dan masyarakat
-            Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian keperawatan
-            Mempunyai kemampuan intelegencia yang tinggi, kompoten dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan
e.    Jean  Orlando (1961)
Untuk merespon terhadap perilaku klien dalam memenuhi kebuthan klien dengan segera
Untuk berinteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin dengan mengidenmtifikasi perilaku klien, treaksi perawat dan tindakan keperawatan yang melakukan
f.         Hall (1962)
Untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien slama proses penyakit. (Torres, 1986)
g.        Wiedenbach (1964)
            Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu. (Torres, 1986).
h.        Levine (1966)
Untuk melakukan konservasi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.
i.        Johnson (1968)
Untuk mengurangi stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati proses penyembuhan.
j.        Rogers (1970)
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serat merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistic keperawatan. Rogers 1979.
k.      Orem (1971)
Untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total.
l.        King (1971)
Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu pelayanan untuk mencapai adaptasi secra positif terhadap ligkungan.
m.    Treavelbee (1971)
Untuk membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau mengembangkan koping terhadap penyakit yang dideritanya, mendapatkan kembali kesehatan, menemukan arti dari penyakit atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya.
n.      Beutty Neuman (1972)
Untuk membantu individu, keluarga, dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan tingkat kesehatan maksimalnya melalui intervensi tertentu.
o.      Patterson dan Zderad (1967)
Untuk berespon terhadap kebutuhan manusia dan membangun ilmu “keperawatan yang humanistic”.
p.      Leininger (1978)
Untuk memberikan keperawatan yang konsistem dengan ilmu keperawatan dengan caring sebgai focus sentaral.
q.      Roy (1979)
Untuk mengidentifikasi tipe kebutuhan klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap kebutuahan dan membantu klien beradaptasi.
r.        Watson (1979)
Untuk meningkatkan kesehatan, mengembalikan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah kesakitan.
s.       Parse (1981)
             Untuk menfokuskan pada manusia sebagai suatu unit yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap pengalaman sehat.






















BAB IV
PARTISIFASI AKTIF PERAWAT DALAM SOSIALISASI PROFESIONALNYA SENDIRI

A.  PERAN PERAWAT
1.      Peran perawat Kozier Barbara,n 1995.
 Peran perawat adalah bentuk dari perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi social tertentu. Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktek.

2.     
Peran Perawaat
1.Pemberi Asuhan  Keperawatan
2.Advokat
3. Edukator
4.Koorninator
5.Kolaborator
6.Konsultan
7.Pembaharu
Peran Perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehatan 1989 yaitu :










a.      Pemberi asuhan keperawatn:
perawat memperhatikan keadaan KDM yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan.
b.      Advokat
 Perawat membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam pengambilan persetujuan. 

c.       Edukator
Perawat membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesesehatan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pemeriksaan keseharan.
d.      Kolaborator
Perawat melakukan kerjasama dgn tim kes lainya sehingga pemberian pel kes dpt terarah dan sesuai dengan kebutuhan klien.
e.       Koordinator
Perawat mengarahkn, merencanakan serta mengorganisasikan pelayanan  kesehatan dari tim kesehatan lainnya. 
f.       Konsultan
Perawat sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
g.      Pembaharu
 Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatn.


3.     
Elemen Role
Care Giver
Client Advocate
Conselor
Edukator
Collaborator
Coordinator
Change Agent
Consultant
Interpersonal Process
Elemen peran Doheny (1982)
          Menurut pendapat Doheny (1982), ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain   dalam tabel dismping:


a)      Care Giver
   Pada peran diharapkan mampu:
1.    Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu.
2.    Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien.
3.    Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengindetifikasi diagnosis keperawatn ulai dari masalah fisik samapi pada masalah fisiologi
b)     Client  Advocate
1.    Bertanggung jawab membantu
2.    Bertanggung jawab klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang akan diberikan kepadanya.
c)      Cuonselor
    Counselor adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan fisikol.ogis atau masalah social untuk menatu hubuangan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkatkan pengembangan seorang.
Peran perawat yaitu:
1.      Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap sehat sakitnya,
2.      Perubahan pola ineraksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meniungkatkan kemampuan adaptasinya.
3.      Memnerikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga
4.      Pemecahan masalah difokuskan pada masalah keperawatan,
5.      Mengubah perilaku hidup sehat.

d)     Edukator
            Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas diaman seorang guru membantu murid untuk belajar. Proses pengajaran mempunyai 4 (empat) komponen yaitu: 1. Pengkajian, 2. perencanaan 3. Pelaksanaan, dan 4. Evaluasi.
            Peran perawat yaitu:
1.      Dapat dilakukan dapa klien atau keluarga,
2.      Membantu klien mempertinggi pengetahuan,
3.      Dasar pelaksanaan peran.
e)      Collaborator
            Peran perawat sebagai Collaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan lain.
f)       Coordinator
Peran perawat:
1.      Mengarahkan,
2.      Merencanakan,
3.      Mengorganisasikan
g)      Change Agent (pembawa perubahan)
Pembawa perubahan adalah seorang atau kelompok yang berinisiatif untuk merubah atau membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada system. Perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan.
h)     Consultant
            Perawat berpoeran sebagai tempat konsultan pasien terhadap masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan tindakan keperawatan yang tepat.
i)        Interpersonal Process
Periset
a.       Luker dan Caress (1989)
Beliau mengatakan bahwa literature non riset   pasien bersifat perskiptif dan cenderung memberikan tip mengenai ”cara melakukan” pengajaran pasien, meningkatkan pendekatan individual pada pembelajaran dan pengajaran. Riset yang dilakukan di lingkungan keperawatan akut biasanya berfokus pada persiapan pasien untuk suatu prosedur, yang ememberikan tekanan pada manfaat informasi untuk meredakan anisietas dan meningkatkan koping psikologis. Selain itu, banyak riset yang harus dilakukan dengan mengenai manfaat penurunan stress dengan cara mempersiapkan pasien untuk suatu prosedur disamping untuk mengatasinya sendiri dirumah melalui pendekatan pengajaran yang bersifat antisipasi. Bukti menunjukkan bahwa pasien lebih mampu mengatasi secara efektif juka telah diajarkan mengenai apa yang mungkin akan terjadi. (Smith. 1989)
b.      Oberst (1989)
Beliau men ggambarkan permasalahan utama pada studi mengenai pendidikan pasien yang berkaitan dengan evaluasi terhadap dasar riset yang ada dan desain studi dimasa mendatang. Dia mengidentifikasi  4 kateri masalah besar, sebagai berikut:
1.      Penyeleksian dan pengukuran variable dependent yang tepat (hasil pendidikan);
2.      Desain dan control variabel independent (intervensi pendidikan);
3.      Control variable perantara dan penghalan;
4.      Pengembangan dan perbaikan landasan teoritis untuk riset pada pendidikan.

4.      Pearan perawat Menurut Lokakarya Keperawatan Tahun 1983
1)      Perawat sebagai pelasana keperawatan
2)      Perawat sebagai pengelola pelayanan dan institusi keperwatan
3)      Perawat sebagai pendidik dalam keperawatan
4)      Perawata segabagai pene;iti dan pengembang pelayanan keperwatan


B.  FUNGSI PERAWAT
a.       Fungsi Independen :
 Tugas mandiri dan tidak tergantung pada orang lain (pemenuhan KDM) pada klien.
b.      Fungsi Dependen :
Perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan  atau instruksi dari perawat lain.( perawat spesialis kepada perawat umum).

c.       Fungsi Interdependent :
Perawat bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya (seperti dari dalam  memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksinya obat yang telah diberikan).

Fungsi Perawat berdasarkan tugas perawat dalam pemberian asuhan keperawatan berdasarkan lokakarya tahun 1983

No
Fungsi Perawat
Tugas Perawat
1.





2.





3.








4.






5.






6.






7.






8.





9.


Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yang tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut

Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, kelompok, keluarga atau masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan

Melaksanakan rencana keperawatan yang meliput upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal

Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan





Mendokumentasikan proses keperawatan





Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau diplajari serta menrencanakan studi kasus guan meningkatkan pengetahaun dan pengembangan keterampilan dalam  praktek keperawatan

Berperan serta dlaam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok dan masyarakat.



Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Mengola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan keperawatan. 


1.    Mengumpulkan data
2.    Menganalisis dan mengintrepetasikan data.



Mengembangkan rencana tindakakan keperawatan




Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku, social budaya ilmu biomedik dalam melaksanakan  asuhan keperawaran dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.



1.    Menentukan criteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan.
2.    Menilai tingkat pencapaian tujuan.
3.    Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan.

1.    Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
2.    Mencatat data dalam proses keperawatan.
3.    Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan.

1.    Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan.
2.    Membuat usulan rencana penelitian keperawatan.
3.    Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan.


1.    Mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan.
2.    Membuat rencana penyuluhan kesehatan.
3.    Melaksanakan penyuluhan kesehatan.
4.    Mengevaluasi hasil penyuluhan kesehatan.

1.    Berperan serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2.    Menciptakan komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain.

Melaksanakan keterampilan manejemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.




















Daftar Pustaka

-          Hidayat Alimul. Tahun 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
-          Mubarak Iqbal. W. Tahun 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta: Sagung Seto.
-          Potter dkk. Tahun 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
-          Christensen, Paula. J. 2009. Proses Keperawatan.Jakarta: EGC
-          Murwani, A. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
-          Bastable, Susan. 2002. Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGC.
-          Haris, A. 2009. Konsep Dasar Keperawatan. Makassar:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar