MAKALAH KONSEP DASAR KEPERAWATAN
SOSIALISASI PROFESI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ABDUL
JALIL BIN ABDURRAHMAN BUNGA
MUH
RISWAN
MUH
GUNTUR
HAJRA
ANWAR
SALMIATI
RIANA
GUSNITA MOCHTAR
TAHUN AJARAN 2012
BAB
I
PENDIDIKAN DAN SOSIALISASI PROFESI
A. Pengertian
Profesi
Profesi adalah sekumpulan pekerjaan yang
membangun suatu norma yg sangat khusus yang berasal dari perannya di
masyarakat. ( Schein EH, 1962).
Profesi adalah mengetahui yang lebih baik tentang
sesuatu hal dari org lain serta mengetahui lebih baik dari kliennya tentang apa
yang terjadi pada kliennya.
Sosialisasi
dapat didefinisikan secara sederhana sebagai:
- Proses yang dipelajari seseorang untuk menjadi anggota kelompok dan masyarakat.
- Proses yang mempelajari peraturan sosial yang membatasi hubungan yang akan mereka masuki.
Sosialisasi
mencakup belajar untuk berperilaku, merasakan, dan melihat dunia dalam cara
yang serupa dengan orang lain yang memiliki peran sama.
Tujuan
sosialisasi profesional adalah menanamkan ke dalam individu secara bertahap
tentang norma, nilai, sikap, dan perilaku yang dianggap penting untuk
kelangsungan profesi.
Sosialisasi
profesional melibatkan hubungan dengan banyak agen sosialisasi. Agen
sosialisasi adalah orang yang memulai proses sosialisasi.
Salah
satu mekanisme sosialisasi profesional yang sangat berpengaruh adalah dengan
rekan-rekan mahasiswa. Dalam budaya mahasiswa ini, mahasiswa secara kolektif
menetapkan tingkat dan arah upaya belajar mereka, mengembangkan perspektif
mengenai situasi yang melibatkan mereka, tujuan yang mereka coba capai, jenis
aktifitas yang cocok dan tepat, dan membuat serangkaian tindakan yang sesuai
dengan semua hal ini.
Kriteria pekerjaan sebagai profesi menurut Edgar Schein adalah :
- Apabila
pekerjaan itu merupakan pekerjaan seumur hidup dan menjadikan penghasilan
utama.
- Memiliki
kelompok ilmu pengetahuan.
- Ada
keterampilan khusus yg diperoleh menlalui pendidikan dan latihan.
- Mengambil
keputusan terhadap kliennya dilandasi penerapan prinsip-prinsip dan teori yg
ada.
- Dalam
pelayanan tidak diperbolehkan mengadakan advertensi.
- Mempunyai
otonomi sendiri.
B. Hakekat
keperawatan meliputi yaitu :
a) Sebagai
ilmu dan seni, merupakan suatu ilmu yang dalam aplikasinya lebih kearah ilmu
terapan dengan menggunakan pengetahuan, konsep dan mempertimbangkan seni dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia
b) Sebagai profesi yang berorientasi kepada
pelayanan, keperawatan berusaha dgn segala tindakan membantu klien dalam
mengatasi efek dari masalah sehat atau sakit untuk mencapai kesejahteraan.
c) Mempunyai 3 sasaran dalam pelayanan keperawatan,
yaitu individu, keluarga dan masyarakat sebagai klien.
d) Pelayanan
keperatwatan mencakup seluruh rentang pelayanan kesehatan, melalui peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit, penentuan diagnosis dini, penyembuhan serta
rehabilitasi dan pembatasan kecacatan.
C.
Latar
Belakang Pengembangan Pendidikan Keperawatan
•
Tuntutan kebutuhan masyarakat
•
Kemajuan IPTEK
•
Globalisasi
•
Pengembangan profesi
D.
Pendidikan
Keperawatan
Pendidikan sebagai suatu profesi
keperawatan menuntut anggota yang ada didalamnya pendidikan yang penting.
Sebagian besar perawat setuju bahwa pendidikan keperawatan penting untuk
praktik dan pendidikan harus berespon terhadap perubahan dalam perawatan kesehatan
yang dihasilkan oleh kemajuan ilmu dan teknologi. Pada tahun 1984 ANA menggambarkan dua tingkat
keperawatan, perawat associzte dan perawat professional yang membutuhkan
kebutuhan sarjana keperawatan.
E.
Tahap
Pendidikan Profesi
Pendidikan perawat terbagi
menjadi dua tahap yaitu tahap pendidikan akademik dan tahap pendidikan profesi.
Menurut pendapat Reilly
(2002), beliau yang membagi pendidikan
keperawatan menjadi dua disiplin yaitu disiplin akademik dan disiplin
profesional. Program pendidikan profesi adakalanya disebut juga sebagai proses
pembelajaran klinik. Istilah ini muncul terkait dengan pelaksanaan pendidikan
profesi yang sepenuhnya dilaksanakan di
lahan praktik seperti rumah sakit, puskesmas, klinik bersalin, panti wherda,
dan keluarga serta masyarakat atau komunitas.
Masih menurut Reilly,
disiplin akademik lebih menekankan pada pengetahuan
dan pada teori yang bersifat deskriptif,
sedangkan disiplin professional diarahkan pada tujuan praktis, sehingga
menghasilkan teori preskriptif dan deskriptif.
Melalui tahap
pendidikan profesi diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang memiliki sikap,
pengetahuan dan keterampilan profesional. Oleh karena itu
pada tahap profesi, pendidikan disusun
berdasarkan pada:
(1)
Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
keperawatan. Pada tahap ini peserta didik dan perseptor harus memahami dan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan yang diperlukan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi keperawatan,
(2)
Menyelesaikan masalah secara ilmiah,
maksudnya peserta didik dituntut untuk mampu memecahkan masalah secara langsung
saat berhubungan dengan pasien/klien dalam membantu memenuhi kebutuhannya
melalui tahapan proses keperawatan
(3)
Sikap dan tingkah laku profesional yang
dituntut dari seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan dan
kehidupan profesi meliputi penumbuhan dan pembinaan kemampuan berfikir,
bersikap dan bertindak profesional melalui suatu lingkungan yang sarat dengan
model peran (role model)
(4)
Belajar aktif dan mandiri yang dapat
dicapai selama pembelajaran klinik antara lain dengan membuat laporan
pendahuluan, presentasi kasus dan seminar
hasil dan kegiatan lainnya yang menuntut mahasiswa untuk lebih mandiri dan
(5)
Pendidikan berada di masyarakat atau pengalaman
belajar yang dikembangkan di masyarakat (community based learning) yang dapat
menumbuhkan dan membina sikap dan keterampilan para mahasiswa di masyarakat.
Kurikulum tahap Program
Profesi (Ners) disusun berdasarkan Kurikulum Nasional dengan Surat Keputusan
Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Nomor: 129/U/1999 tanggal 11 Juni tahun
1999 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Ners di Indonesia (KIPNI).
Pembelajaran yang
berkelanjutan dimulai dari tahap akademik yang berfokus kepada penguasaan konsep-konsep
dan teori-teori, dilanjutkan pada tahap profesi untuk untuk menerapkan
konsep-konsep dan teori-teori yang telah di dapat dalam bentuk pelayanan
langsung kepada pasien atau klien. Sehingga lulusannya diharapkan dapat
melaksanakan peran dan fungsinya sebagai perawat profesional, baik sebagai
pemberi asuhan (caregiver), pembela klien (client advocator), penilai kualitas
asuhan (quality of evaluator), manajer (manager), peneliti (researcher),
pendidik (educator) maupun konsultan (consultant) serta community leader. Untuk
dapat menghasilkan lulusan dengan kemampuan tersebut diperlukan proses
pembelajaran di lahan praktek
F.
Jenjang
Pendidikan Perawat Di Indonesia
1) Pendidikan Perawat Terdafatar
Ä SPK
-
Lama
pendidikan 3 tahun, setingkat dengan SMA
- Tujuan: meluluskan perawat yang mampu sebagai
pelaksana maupun pengelola keperawatan
-
Ditutup
2001
-
Untuk
bidan ditambah 1 tahun
-
Dianjurkan
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
Ä D3 Keperawatan
-
Sejak
1960an
- Kurikulum berdasarkan pendidikan keperawatan
yang berorientasi kepada masyarakat
- Tujuan: menghasilkan perawat profesional
pemula sebagai pelaksana dan pengelola dalam pelaksanaan asuhan keperawatan
-
Lama
pendidikan 3 tahun
Ä Sarjana Keperawatan
-
Sejak 1985
-
Atas
dasar hasil lokakarya nasional yang menghasilkan konsensus nasional tentang
perawat sebagai profesi
-
Tujuan:
Menghasilkan sarjana Keperawatan sebagai perawat profesional yang mampu sebagai
pelaksana, pengelola, pendidik, dan peneliti keperawatan
-
Lama
pendidikan Program A: 4 tahun +1 tahun
Program
B: 1.5thn + 1 tahun
Ä Program Magister dan Doktor Keperawatan
-
Program
ini lebih ditekankan pada penelitian, keperawatan klinik, ilmu – ilmu yang
terkait dan filsafat
2)
Akreditasi
dan Lisensi
3)
Pendidikan
Keperawatan Tingkat Lanjut
4)
Pendidikan
berkelanjutan
5)
Pendidikan
dalam pelayanan
6)
Pendidikan
perawat praktis berlisensi
7)
Jenjang
karier dan tahapan karier klinis
G.
Sistem
Pendidikan Tinggi Keperawatan
Ancaman
Globalisasi: - perawat
asing bebas bekerja di Indonesia
- perawat Indonesia sulit menangkap peluang terhadap Undang-undang keperawatan
Indonesia dan Kompetensi global
Issue
Strategis
•
Distribusi dan utilisasi perawat
•
Penghargaan bagi perawat yang masih
rendah
•
Belum ada UU Keperawatan
•
Lemahnya kemampuan lulusan dalam
penguasaan bahasa asing, sehingga sulit menangkap peluang kerja di luar negeri
H. Keperawatan
dikatakan sebagai profesi karena memiliki :
a. Landasan
ilmu pengetahuan yang jelas , karena keperawatan memiliki cabang ilmu yang terdiri
atas ilmu keperawatn dasar, ilmu keperawatan
klinik, ilmu keperawatan komunitas dan ilmu penunjang.
b. Memilki
kode etik profesi, tiap negara berbeda-beda, akan tetapi prinsipnya
sama.(silahkan saudari baca kode etik
kep Indonesia dan Internasional)
c. Memilki
lingkup dan wewenang praktek keperatwan berdasrkan standar praktek keperawatan
(Silahkan saudari baca Standar Asuhan Kep, PPNI, 1993).
d. Memilki
organisasi profesi, di Indonesia namanya PPNI (Persatuan Perawat Indonesia) dan
untuk organisasi keperawatan dunia adalah International Council of Nurses
(ICN).
BAB
II
MODEL-MODEL
SOSIALISASI PROFESI
1. Model
Konseptual
Mengacu
pada ide-ide global, abstrak, dan umum serta proposisi yang menspesifikasi
mengenai individu, kelompok, situasi atau kejadian tertentu yang berkaitan
dengan disiplin yang spesifik.
2. Teori
Keperawatan
Suatu
metode untuk mengahasilkan dasar pengetahuan keperawatan ilmiah adalah melalui
pengembangan dan manfaatnya.
Jenis-jenis
teori keperawatan
a.
Florence Nigthtingale (1860)
Untuk
mempasilitasi “proses penyembuhan tubuh”, dengan memanifulasi lingkuynagn klien
(Torres 1986)
b.
Peplau (1952)
Untuk
mengembangkan interaksi antara perawat dan klien
c.
Henderson (1955)
Untuk bekerja secara mandiri dengan tenaga pemberi
layanan kesehatan (Marriner Tomey, 1994), untuk membantu klien mendapatkan
kemandiriannya secepat mungkin
d.
Abdellah Faye (1990)
-
Untuk memberikan pelayanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat
-
Untuk menjadi perawat yang baik dan
berpengertian keperawatan
-
Mempunyai kemampuan intelegencia yang
tinggi, kompoten dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan
e.
Jean
Orlando (1961)
Untuk
merespon terhadap perilaku klien dalam memenuhi kebuthan klien dengan segera
Untuk
berinteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin dengan
mengidenmtifikasi perilaku klien, treaksi perawat dan tindakan keperawatan yang
melakukan
f.
Hall (1962)
Untuk
memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien slama proses penyakit. (Torres,
1986)
g.
Wiedenbach (1964)
Untuk membantu individual dalam
mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau
kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu. (Torres,
1986).
h.
Levine (1966)
Untuk melakukan konservasi kegiatan
yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal.
i.
Johnson (1968)
Untuk
mengurangi stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati proses
penyembuhan.
j.
Rogers (1970)
Untuk
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat
serat merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan
humanistic keperawatan. Rogers 1979.
k. Orem
(1971)
Untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan
diri secara total.
l.
King (1971)
Untuk
memanfaatkan komunikasi dalam membantu pelayanan untuk mencapai adaptasi secra
positif terhadap ligkungan.
m. Treavelbee
(1971)
Untuk
membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau mengembangkan koping
terhadap penyakit yang dideritanya, mendapatkan kembali kesehatan, menemukan
arti dari penyakit atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya.
n. Beutty
Neuman (1972)
Untuk
membantu individu, keluarga, dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan
tingkat kesehatan maksimalnya melalui intervensi tertentu.
o. Patterson
dan Zderad (1967)
Untuk
berespon terhadap kebutuhan manusia dan membangun ilmu “keperawatan yang
humanistic”.
p. Leininger
(1978)
Untuk
memberikan keperawatan yang konsistem dengan ilmu keperawatan dengan caring
sebgai focus sentaral.
q. Roy
(1979)
Untuk
mengidentifikasi tipe kebutuhan klien, mengkaji kemampuan adaptasi terhadap
kebutuahan dan membantu klien beradaptasi.
r.
Watson (1979)
Untuk
meningkatkan kesehatan, mengembalikan klien pada kondisi sehatnya, dan mencegah
kesakitan.
s. Parse
(1981)
Untuk menfokuskan pada manusia
sebagai suatu unit yang hidup dan kualitas partisipasi manusia terhadap
pengalaman sehat.
BAB
IV
PARTISIFASI
AKTIF PERAWAT DALAM SOSIALISASI PROFESIONALNYA SENDIRI
A. PERAN PERAWAT
1.
Peran
perawat Kozier Barbara,n 1995.
Peran perawat adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seseorang pada situasi social tertentu. Peran perawat yang
dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam praktek.
2.
Peran Perawaat
|
1.Pemberi Asuhan
Keperawatan
|
2.Advokat
|
3. Edukator
|
4.Koorninator
|
5.Kolaborator
|
6.Konsultan
|
7.Pembaharu
|
a. Pemberi asuhan keperawatn:
perawat memperhatikan keadaan KDM yang
dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses
keperawatan.
b. Advokat
Perawat membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan khususnya dalam
pengambilan persetujuan.
c. Edukator
Perawat membantu klien dalam
meningkatkan tingkat pengetahuan kesesehatan sehingga terjadi perubahan
perilaku dari klien setelah dilakukan pemeriksaan keseharan.
d. Kolaborator
Perawat melakukan kerjasama dgn tim
kes lainya sehingga pemberian pel kes dpt terarah dan sesuai dengan kebutuhan
klien.
e. Koordinator
Perawat mengarahkn, merencanakan
serta mengorganisasikan pelayanan kesehatan
dari tim kesehatan lainnya.
f. Konsultan
Perawat sebagai tempat konsultasi
terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.
g. Pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama,
perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan
keperawatn.
3.
Elemen Role
|
Care Giver
|
Client Advocate
|
Conselor
|
Edukator
|
Collaborator
|
Coordinator
|
Change Agent
|
Consultant
|
Interpersonal
Process
|
Menurut
pendapat Doheny (1982), ada beberapa elemen peran perawat professional antara
lain dalam tabel dismping:
a)
Care
Giver
Pada peran diharapkan mampu:
1. Memberikan
pelayanan keperawatan kepada individu.
2. Memperhatikan
individu dalam konteks sesuai kehidupan klien.
3. Perawat
menggunakan proses keperawatan untuk mengindetifikasi diagnosis keperawatn ulai
dari masalah fisik samapi pada masalah fisiologi
b)
Client Advocate
1. Bertanggung
jawab membantu
2. Bertanggung
jawab klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan atas tindakan keperawatan yang akan diberikan kepadanya.
c)
Cuonselor
Counselor adalah proses membantu klien untuk
menyadari dan mengatasi tekanan fisikol.ogis atau masalah social untuk menatu
hubuangan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkatkan pengembangan
seorang.
Peran
perawat yaitu:
1.
Mengidentifikasi perubahan pola
interaksi klien terhadap sehat sakitnya,
2.
Perubahan pola ineraksi merupakan
“Dasar” dalam merencanakan metode untuk meniungkatkan kemampuan adaptasinya.
3.
Memnerikan konseling atau bimbingan
penyuluhan kepada individu atau keluarga
4.
Pemecahan masalah difokuskan pada
masalah keperawatan,
5.
Mengubah perilaku hidup sehat.
d)
Edukator
Mengajar adalah merujuk kepada
aktifitas diaman seorang guru membantu murid untuk belajar. Proses pengajaran
mempunyai 4 (empat) komponen yaitu: 1. Pengkajian, 2. perencanaan 3.
Pelaksanaan, dan 4. Evaluasi.
Peran perawat yaitu:
1. Dapat
dilakukan dapa klien atau keluarga,
2. Membantu
klien mempertinggi pengetahuan,
3. Dasar
pelaksanaan peran.
e)
Collaborator
Peran perawat sebagai Collaborator
dapat dilaksanakan dengan cara bekerja sama dengan tim kesehatan lain.
f)
Coordinator
Peran perawat:
1. Mengarahkan,
2. Merencanakan,
3. Mengorganisasikan
g)
Change
Agent (pembawa perubahan)
Pembawa
perubahan adalah seorang atau kelompok yang berinisiatif untuk merubah atau
membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada system. Perawat
membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan.
h)
Consultant
Perawat berpoeran sebagai tempat
konsultan pasien terhadap masalah yang dialami oleh pasien atau tindakan
tindakan keperawatan yang tepat.
i)
Interpersonal
Process
Periset
a. Luker
dan Caress (1989)
Beliau
mengatakan bahwa literature non riset
pasien bersifat perskiptif dan cenderung memberikan tip mengenai ”cara
melakukan” pengajaran pasien, meningkatkan pendekatan individual pada
pembelajaran dan pengajaran. Riset yang dilakukan di lingkungan keperawatan
akut biasanya berfokus pada persiapan pasien untuk suatu prosedur, yang
ememberikan tekanan pada manfaat informasi untuk meredakan anisietas dan
meningkatkan koping psikologis. Selain itu, banyak riset yang harus dilakukan
dengan mengenai manfaat penurunan stress dengan cara mempersiapkan pasien untuk
suatu prosedur disamping untuk mengatasinya sendiri dirumah melalui pendekatan
pengajaran yang bersifat antisipasi. Bukti menunjukkan bahwa pasien lebih mampu
mengatasi secara efektif juka telah diajarkan mengenai apa yang mungkin akan
terjadi. (Smith. 1989)
b. Oberst
(1989)
Beliau men ggambarkan permasalahan utama pada studi
mengenai pendidikan pasien yang berkaitan dengan evaluasi terhadap dasar riset
yang ada dan desain studi dimasa mendatang. Dia mengidentifikasi 4 kateri masalah besar, sebagai berikut:
1.
Penyeleksian dan pengukuran variable
dependent yang tepat (hasil pendidikan);
2.
Desain dan control variabel independent
(intervensi pendidikan);
3.
Control variable perantara dan
penghalan;
4.
Pengembangan dan perbaikan landasan
teoritis untuk riset pada pendidikan.
4.
Pearan
perawat Menurut Lokakarya Keperawatan Tahun 1983
1)
Perawat sebagai pelasana keperawatan
2)
Perawat sebagai pengelola pelayanan dan
institusi keperwatan
3)
Perawat sebagai pendidik dalam
keperawatan
4)
Perawata segabagai pene;iti dan
pengembang pelayanan keperwatan
B. FUNGSI PERAWAT
a.
Fungsi Independen :
Tugas mandiri dan tidak tergantung pada orang
lain (pemenuhan KDM) pada klien.
b.
Fungsi Dependen :
Perawat
dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan
atau instruksi dari perawat lain.( perawat spesialis kepada perawat
umum).
c.
Fungsi Interdependent :
Perawat
bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya (seperti dari dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan
perawat dalam pemantauan reaksinya obat yang telah diberikan).
Fungsi Perawat berdasarkan tugas perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan berdasarkan lokakarya tahun 1983
No
|
Fungsi Perawat
|
Tugas
Perawat
|
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
|
Mengkaji
kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yang
tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Merencanakan
tindakan keperawatan kepada individu, kelompok, keluarga atau masyarakat
berdasarkan diagnosis keperawatan
Melaksanakan
rencana keperawatan yang meliput upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk
pelayanan klien dan keadaan terminal
Mengevaluasi
hasil asuhan keperawatan
Mendokumentasikan
proses keperawatan
Mengidentifikasi
hal-hal yang perlu diteliti atau diplajari serta menrencanakan studi kasus
guan meningkatkan pengetahaun dan pengembangan keterampilan dalam praktek keperawatan
Berperan
serta dlaam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien, keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Bekerja
sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
klien, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Mengola
perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan kegiatan
keperawatan.
|
1. Mengumpulkan
data
2. Menganalisis
dan mengintrepetasikan data.
Mengembangkan rencana tindakakan keperawatan
Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip ilmu perilaku, social budaya ilmu biomedik dalam
melaksanakan asuhan keperawaran dalam
rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia.
1. Menentukan
criteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan.
2. Menilai
tingkat pencapaian tujuan.
3. Mengidentifikasi
perubahan-perubahan yang diperlukan.
1. Mengevaluasi
data permasalahan keperawatan.
2. Mencatat
data dalam proses keperawatan.
3. Menggunakan
catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan.
1. Mengidentifikasi
masalah-masalah penelitian dalam bidang keperawatan.
2. Membuat
usulan rencana penelitian keperawatan.
3. Menerapkan
hasil penelitian dalam praktek keperawatan.
1. Mengidentifikasi
kebutuhan pendidikan kesehatan.
2. Membuat
rencana penyuluhan kesehatan.
3. Melaksanakan
penyuluhan kesehatan.
4. Mengevaluasi
hasil penyuluhan kesehatan.
1. Berperan
serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Menciptakan
komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan
lain.
Melaksanakan
keterampilan manejemen dalam keperawatan klien secara menyeluruh.
|
Daftar
Pustaka
-
Hidayat Alimul. Tahun 2007. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
-
Mubarak Iqbal. W. Tahun 2005. Pengantar Keperawatan Komunitas 1. Jakarta:
Sagung Seto.
-
Potter dkk. Tahun 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.
-
Christensen, Paula. J. 2009. Proses Keperawatan.Jakarta: EGC
-
Murwani, A. 2008. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
-
Bastable, Susan. 2002. Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGC.
-
Haris, A. 2009. Konsep Dasar Keperawatan. Makassar:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar