Makalah
Keperawatan Gadar
Airway
Disusun Oleh :
Kelompok I
Arifuddin
Al
Hidayat
Irmayanti
Musdalifah
Nufaidah
Nurfitriah
Nasruddin
Nella Sari Said
Risvaldi Darul Ismail
Suhartia
Sumarni
Akademi
Keperawatan Muhammadiyah Makassar
2014
AIRWAY (JALAN NAFAS)
A.
PENGKAJIAN
Pengkajian secara cepat tentang
airway :
1.
Pernyataan
pasien tentang kepatenan jalan nafas
a.
Jalan nafas pasien paten ketika
bersih saat berbicara dan tidak ada suara nafas yang mengganggu.
b. Jika
jalan nafas tidak paten pertimbangkan kebersihan daerah mulut dan menempatkan
alat bantu nafas.
Penilaian
keaadaan penderita dan prioritas terapi dilakukan berdasarkan jenis perlakuan,
stabilitas tanda-tanda vital dan mekanisme ruda paksa, berdasarkan penilaian
airway (jalan nafas) dengan control servikal.
Yang penting
pada fase pra-RS adalah ABC, lakukan resusitasi dimana perlu, kemudian fiksasi
penderita, lalu transportasi.
2.
Penjaga
airway dengan control servikal
Yang pertama
yang harus dinilai adalah kelancaran airway. Ini meliputi pemeriksaan adanya
obstruksi jalan nafas yang dapat disebabkan benda asing, fraktur tulang wajah,
fraktur mandibula atau maksila, fraktur larings atau trakea. Usaha untuk
membebaskan jalan nafas harus melindungi vertebra servikal karena kemungkinan
patahnya tulang servikal harus selalu diperhitungkan. Dalam hal ini dapat
dilakukan “chin lift” atau “jaw thrust”. Selama memeriksa dan memperbaiki jalan
nafas, harus diperhatikan bahwa tidak boleh dilakukan ekstensi, fleksi atau rotasi
dari leher.
Kemungkinan
patahnya tulang servikal diduga bila ada :
a.
Trauma dengan penurunan kesadaran.
b.
Adanya luka karena trauma diatas
klavikula.
c.
Setiap multitrauma (trauma pada 2
regio atau lebih).
d.
Juga harus waspada terhadap
kemungkinan patah tulang belakang bila biomekanik trauma mendukung.
Dalam
keadaan kecurigaan fraktur servikal, harus dipakai alat imobilisasi. Bila alat
imobilisasi ini harus dibuka untuk sementara, maka kepala harus dipakai sampai
kemungkinan fraktur servikal dapat disingkirkan.
3.
Bila
ada gangguan jalan nafas, maka dilakukan penanganan sesuai BHD
Perencanaan :
Resusitasi
Airway harus dijaga dengan baik pada penderita tidak
sadar. Jaw thrust atau chin lift dapat dipakai pada beberapa kasus, pada
penderita yang masih sadar dapat dipakai nasofaringeal airway. Bila penderita
tidak sadar dan tidak ada reflex bertahan (gag refleks) dapat dipakai
oro-pharyngeal airway(guedel).
Control
jalan nafas pada penderita yang airway terganggu karena factor mekanik, atau
ada gangguan ventilasi akibat gangguan kesadaran, dicapai dengan intubasi
endo-tracheal, baik oral maupun nasal. Prosedur ini harus dilakukan dengan
control terhadap servikal.
Surgeal
airway (erico-thyroidotomy) dapat dilakukan bila intubasi endotracheal tidak
mungkin karena kontra indikasi atau karena masalah mekanis.
Prioritas
intervensi tertinggi dalam primery survey adalah mempertahankan kepatenan jalan
nafas. Dalam hitungan menit tanpa adekuatnya suplai oksigen dapat menyebabkan
trauma serebral yang akan berkembang menjadi kematian otak(anoxic brain death).
Airway harus bersih dari berbagai secret atau debris dengan kateter suction atau
secara manual jika diperlukan.spinal servikal harus diproteksi pada klien
trauma dengan kemungkinan trauma spinal secara manual aligment leher pada posis
netral,posis in-line dan menggunakan maneuver jaw thrust ketika mempertahankan
jalan nafas.
Secara umum,
masker non-rebreather adalah yangt paling baik untuk klien bernafas spontan.
Ventilasi bag-valve-mask (BMV) dengan alat bantu nafas yang tepat dan sumber oksigen 100% diindikasikan untuk
individu yang memerlukan bantuan ventilasi selama resusitasi klien dengan
gangguan kesadaran, diindikasikan dengan GCS kurang dari sama dengan 8, membutuhkan airway definitive
seperti endotracheal tube (ETT). (American College of surgeons,1997, dalam
Ignatavicius ,2006).
4.
TINDAKAN
PEMBEBASAN JALAN NAFAS
1. Pendahuluan
Airway, mengecek
jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai control servikal. Survei
primer bertujuan mengetahui dengan segera kondisi yang mengancam nyawa pasien.
Survei primer dilakukan secara sekuensial sesuai dengan prioritas. Tetapi dalam
prakteknya dilakukan secara bersamaan dalam tempo waktu yang singkat (kurang
dari 10 detik). Apabila teridentifikasi henti nafas dan henti jantung maka resusitasi
harus segera dilakukan.
Apabila menemukan pasien dalam keadaan tidak
sadar maka pertama kali amankan lingkungan pasien atau bila memungkinkan
pindahkan pasien ke tempat yang aman. Selanjutnya posisikan pasien ke dalam
posisi netral (terlentang) untuk memudahkan pertolongan.
Penilaian
airway dan breathing dapat dilakukan dengan satu gerakan dalam waktu yang
singkat dengan metode LLF (look, listen dan feel).
Jalan
nafas adalah yang pertama kali harus dinilai untuk mengkaji kelancaran nafas.
Keberhasilan jalan nafas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses
ventilasi (pertukaran gas antara atmosfer dengan paru-paru. Jalan nafas
seringkali mengalami obstruksi akibat benda asing, serpihan tulang akibat
fraktur pada wajah, akumulasi sekret dan jatuhnya lidah ke belakang.
Selama
memeriksa jalan nafas harus melakukan kontrol servikal, barangkali terjadi
trauma pada leher. Oleh karena itu langkah awal untuk membebaskan jalan nafas
adalah dengan melakukan manuver head tilt dan chin lift seperti pada gambar di
bawah ini :
Data yang berhubungan dengan
status jalan nafas adalah :
a.
sianosis (mencerminkan
hipoksemia)
b.
retraksi interkota (menandakan
peningkatan upaya nafas)
c.
pernafasan cuping hidung
d.
bunyi nafas abnormal (menandakan
ada sumbatan jalan nafas)
e.
tidak adanya hembusan udara
(menandakan obstuksi total jalan nafas atau henti nafas).
2.
Tindakan
pembebasan jalan nafas
a.
Pengertian : tindakan yang dilakukan untuk
membebaskan jalan napas dengan tetap memperhatikan kontrol servikal.
b.
Tujuan : membebaskan jalan napas untuk
menjamin jalan masuknya udara ke paru secara normal sehingga menjamin kecukupan
oksigenase tubuh.
c.
Pemeriksaan Jalan Napas :
-
L = Look/Lihat gerakan nafas atau
pengembangan dada, adanya retraksi sela iga, warna mukosa/kulit dan kesadaran.
-
L = Listen/Dengar aliran udara
pernafasan.
-
F = Feel/Rasakan adanya aliran
udara pernafasan dengan menggunakan pipi penolong.
Gambar : Cara
pemeriksaan Look-Listen-Feel (LLF) dilakukan secara simultan. Cara ini
dilakukan untuk memeriksa jalan nafas dan pernafasan.
d.
Tindakan
Ingat! Pada pasien dengan dugaan cedera leher dan
kepala, hanya dilakukan maneuver jaw thrust dengan hati-hati dan mencegah
gerakan leher.
·
Untuk memeriksa jalan nafas terutama di
daerah mulut, dapat dilakukan teknik Cross Finger yaitu dengan
menggunakan ibu jari dan jari telunjuk yang disilangkan dan menekan gigi atas
dan bawah.
·
Bila jalan nafas tersumbat karena adanya
benda asing dalam rongga mulut dilakukan pembersihan manual dengan sapuan jari.
·
Kegagalan membuka nafas dengan cara ini
perlu dipikirkan hal lain yaitu adanya sumbatan jalan nafas di daerah faring
atau adanya henti nafas (apnea).
·
Bila hal ini terjadi pada penderita tidak
sadar, lakukan peniupan udara melalui mulut, bila dada tidak mengembang, maka
kemungkinan ada sumbatan pada jalan nafas dan dilakukan maneuver Heimlich.
Gambar : Pemeriksaan
sumbatan jalan nafas di daerah mulut dengan menggunakan teknik cross finger
Tanda-tanda adanya sumbatan (ditandai
adanya suara nafas tambahan) :
·
Mendengkur(snoring), berasal dari
sumbatan pangkal lidah. Cara mengatasi : chin lift, jaw thrust,
pemasangan pipa orofaring/nasofaring, pemasangan pipa endotrakeal.
·
Berkumur (gargling), penyebab : ada
cairan di daerah hipofaring. Cara mengatasi : finger sweep, pengisapan/suction.
·
Stridor (crowing), sumbatan di
plika vokalis. Cara mengatasi : cricotirotomi, trakeostomi.
3.
Membersihkan
Jalan Nafas
a. Sapuan jari (finger sweep)
Dilakukan bila jalan nafas tersumbat karena adanya
benda asing pada rongga mulut belakang atau hipofaring seperti gumpalan darah,
muntahan, benda asing lainnya sehingga hembusan nafas hilang.
Cara
melakukannya :
·
Miringkan kepala pasien (kecuali pada
dugaan fraktur tulang leher) kemudian buka mulut dengan jaw thrust dan tekan
dagu ke bawah bila otot rahang lemas (maneuver emaresi).
·
Gunakan 2 jari (jari telunjuk dan jari
tengah) yang bersih atau dibungkus dengan sarung tangan/kassa/kain untuk
membersihkan rongga mulut dengan gerakan menyapu.
Gambar : Tehnik finger
sweep
b.
Mengatasi sumbatan
nafas parsial
Mengatasi
sumbatan parsial/sebagian. Digunakan untuk membebaskan sumbatan dari benda
padat.
Gambar
: Tampak ada orang
yang tersedak atau tersumbat jalan nafasnya.
Dapat digunakan teknik manual thrust :
·
Abdominal thrust
Dapat
dilakukan dalam posisi berdiri dan terlentang. Caranya : berikan hentakan
mendadak pada ulu
hati (daerah subdiafragma – abdomen).
Abdominal Thrust (Manuver
Heimlich) pada posisi berdiri atau duduk
Caranya : penolong
harus berdiri di belakang korban, lingkari pinggang korban dengan kedua lengan
penolong, kemudian kepalkan satu tangan dan letakkan sisi jempol tangan kepalan
pada perut korban, sedikit di atas pusar dan di bawah ujung tulang sternum.
Pegang erat kepalan tangan dengan tangan lainnya. Tekan kepalan tangan ke perut
dengan hentakan yang cepat ke atas. Setiap hentakan harus terpisah dan gerakan
yang jelas.
Abdominal Thrust (Manuver Heimlich)
pada posisi tergeletak (tidak sadar)
Caranya : korban
harus diletakkan pada posisi terlentang dengan muka ke atas. Penolong berlutut
di sisi paha korban. Letakkan salah satu tangan pada perut korban di garis
tengah sedikit di atas pusar dan jauh di bawah ujung tulang sternum, tangan
kedua diletakkan di atas tangan pertama. Penolong menekan ke arah perut dengan
hentakan yang cepat ke arah atas.
Berdasarkan
ILCOR yang terbaru, cara abdominal thrust pada posisi terbaring tidak
dianjurkan, yang dianjurkan adalah langsung melakukan Resusitasi Jantung Paru
(RJP).
Abdominal Thrust
(Manuver Heimlich)
yang dilakukan pada diri sendiri
Pertolongan
terhadap diri sendiri jika mengalami obstruksi jalan napas.
Caranya : kepalkan
sebuah tangan, letakkan sisi ibu jari pada perut di atas pusar dan di bawah
ujung tulang sternum, genggam kepala itu dengan kuat, beri tekanan ke atas kea
rah diafragma dengan gerakan yang cepat, jika tidk berhasil dapat dilakukan
tindakan dengan menekan perut pada tepi meja atau belakang kursi.
·
Chest
thrust (untuk bayi, anak yang gemuk dan wanita hamil)
Bila
penderita sadar, lakukan chest thrust 5 kali (tekan tulang dada dengan
jari telunjuk atau jari tengah kira-kira satu jari di bawah garis imajinasi
antara kedua putting susu pasien). Bila penderita sadar, tidurkan terlentang,
lakukan chest thrust, tarik lidah apakah ada benda asing, beri nafas
buatan
·
Back
blow (untuk bayi)
Bila
penderita sadar dapat batuk keras, observasi ketat. Bila nafas tidak efektif
atau berhenti, lakukan back blow 5 kali (hentakan keras pada punggung korban di
titik silang garis antar belikat dengan tulang punggung/vertebrae)
Gambar
: Back blow
pada bayi
Jika sumbatan tidak teratasi, maka penderita akan :
·
Gelisah
oleh karena hipoksia
·
Gerak
otot nafas tambahan (retraksi sela iga, tracheal tug)
·
Gerak
dada dan perut paradoksal
·
Sianosis
·
Kelelahan
dan meninggal
Prioritas utama dalam
manajemen jalan nafas adalah JALAN NAFAS BEBAS!
·
Pasien
sadar, ajak bicara. Bicara jelas dan lancar berarti jalan nafas bebas
·
Beri
oksigen bila ada 6 liter/menit.
·
Jaga
tulang leher : baringkan penderita di tempat datar, wajah ke depan, posisi leher
netral.
·
Nilai
apakah ada suara nafas tambahan.
|
|
Gambar : Pasien tidak sadar
dengan posisi terlentang, perhatikan jalan nafasnya! Pangkal lidah tampak
menutupi jalan nafas
Lakukan teknik chin lift atau jaw thrust untuk membuka
jalan nafas. Ingat tempatkan korban pada tempat yang datar! Kepala dan leher
korban jangan terganjal!
-
Chin
Lift
Dilakukan dengan
maksud mengangkat otot pangkal lidah ke depan.
Caranya : gunakan
jari tengah dan telunjuk untuk memegang tulang dagu pasien kemudian angkat.
-
Head
Tilt
Dilakukan bila jalan
nafas tertutup oleh lidah pasien, Ingat! Tidak boleh dilakukan pada pasien
dugaan fraktur servikal.
Caranya : letakkan
satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah sehingga kepala menjadi
tengadah dan penyangga leher tegang dan lidahpun terangkat ke depan.
Gambar : Tangan kanan
melakukan Chin lift ( dagu diangkat). dan tangan kiri melakukan head
tilt. Pangkal lidah tidak lagi menutupi jalan nafas.
-
Jaw
thrust
Caranya : dorong
sudut rahang kiri dan kanan ke arah depan sehingga barisan gigi bawah berada di
depan barisan gigi atas
Gambar : Manuver Jaw
thrust dikerjakan oleh orang yang terlatih.
|
||||||
Tidak ada komentar:
Posting Komentar